Ribuan Kata Maaf yang Tak Pernah Cukup

Letters from Dad to Broken Home Sons

Anakku, Ayah tau kata-kata maaf yang terucap dari lidah Ayah takkan pernah bisa mengobati luka kalian. Luka yang bukan hanya menggores, tapi menyayat dan menusuk hati. Luka yang meskipun kelak akan sembuh tapi pasti kan berbekas. Memang semua orang pasti terluka dalam hidupnya pada suatu waktu. Namun yang sangat disesali, Ayah sendiri yang telah melukai kalian. Luka yang sama dalamnya juga menusuk diri Ayah. Karna mengetahui bahwa diri ini telah menyakiti orang-orang yang paling Ayah sayangi dalam hidup ini.

Ayah ingin kamu bahwa Ayah amat sangat menyesal. Karena kenyataan bahwa Ayah telah menyakiti kalian. Sejujur-jujurnya tak ada niatan Ayah sedikitpun untuk melukaimu nak, menjadikanmu sesedih itu. Menjadikanmu kehilangan sosok Ayah yang masih kalian butuhkan. Membuatmu dan adikmu seolah menjadi yatim. Adikmu yang waktu itu masih berumur tiga tahun pasti bertanya “Ayah kemana?”, “Ayah kok ga pulang-pulang?”

Jujur nak, membayangkan adikmu berkata seperti itu saja sudah membuat hati Ayah perih dan air mata tak terbendung, sesak rasanya dada ini. Ada sesuatu yang belum bisa Ayah jelaskan saat ini tentang mengapa Ayah belum bisa menemui kalian. Akan ada saatnya nanti ketika kalian sudah dewasa. Baru Ayah akan menjelaskan duduk peristiwanya, sehingga kalian tidak mengulangi kesalahan yang sama yang Ayah lakukan. Untuk saat ini, yakinlah kepada Allah bahwa segala sesuatu pasti ada hikmahnya. Seberapapun menyakitkannya itu.

Ayah minta maaf. Ayah tahu kamu amat sangat terluka. Orang yang harusnya memberimu kasih sayang, melindungimu, menemanimu, menjadi teladan. Justru berbalik jadi memberimu rasa sakit dan meninggalkanmu. Sekali lagi tidak ada maksud Ayah untuk berbuat sekejam itu, meskipun kamu merasakannya demikian. Ayah tidak mengelak dari kesalahan yang Ayah buat kepadamu dan adikmu. Ayah memang salah, Ayah bukan seorang ayah yang baik, tidak pantas ditiru karena perbuatannya. Sekali lagi nak, dari hati Ayah yang terdalam, Ayah minta maaf. Ayah akan berusaha menebus kesalahan yang pernah Ayah buat sebisa mungkin.

Dan jika kamu belum bisa memaafkan Ayah, Ayah tetap akan meminta maaf di setiap kesempatan. Ayah tetap akan menunggu hingga kamu dan adikmu memaafkan Ayah. Memang sungguh berat kesalahan yang Ayah perbuat. Dan Allah pun sudah memberi hukuman Ayah atas perbuatan tersebut. Kepahitan karena terpisah dari kalian adalah hukuman yang hampir-hampir membuat Ayah gila. Karma bagi Ayah karena terlalu egois.

Banyak hal yang ingin Ayah sampaikan kepadamu nak. Agar kamu dapat menjadi pribadi yang dewasa, jauh lebih baik dari Ayahmu. Sejahat-jahatnya pribadi seorang Ayah, ia tetap sayang dan menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Seorang Ayah yang menjadi pencuri tentu tidak ingin anaknya menjadi pencuri juga. Banyak pilihan hidup Ayah yang salah, yang Ayah harap tidak kalian ikuti. Anggaplah pesan-pesan ini sebagai rambu-rambu dalam hidup kalian. Jika bunda kalian pernah mengatakan “Jangan sampai seperti Ayah kamu”, mungkin itu ada benarnya. Namun jangan diambil 100%, tidak selamanya orang yang berbuat salah akan terus berbuat salah.

Semoga semua yang ingin Ayah sampaikan sempat tertulis dan tersampaikan pada kalian sebelum malaikat maut menjemput Ayah. Terlebih, Ayah sangat berharap bisa menyampaikan pesan-pesan ini secara langsung pada kalian. Jikalau kondisi dan umur tidak memungkinkan kita untuk bertemu, maka cukuplah tulisan ini untuk bisa sampai pada kalian. Ayah berharap sebelum ajal menjemput nanti, Allah sempat mengampuni Ayah dan kalian juga bisa memaafkan Ayah. Sekali lagi Ayah minta maaf yang sedalam-dalamnya pada kalian.

Tak apa jika masih butuh waktu untuk memaafkan Ayah. Ayah akan tetap menunggu maaf dari kalian, bahkan hingga nanti di kubur. Lagi dan lagi, tanpa pernah jenuh, Ayah mohon maaf telah menyakiti kalian, anak-anakku tersayang.

Post Comment

You May Have Missed