Penjara yang Sesungguhnya
Setiap orang yang bersalah layak mendapat hukuman. Dan Ayah tidak dapat dipungkiri, bersalah kepada kalian. Karenanya Ayah layak dan pantas mendapat hukuman. Lantas Allah berbaik hati memberikan hukuman tersebut di dunia. Hukuman berupa keterpurukan ekonomi, namun itu belum seberapa berat. Yang paling berat bagi Ayah adalah keterpisahan jarak dan emosional dengan kalian, anak-anakku yang Ayah sayang.
Yang paling berat adalah kehilangan momen-momen berharga. Ketika Kakak lulus SD, masuk pesantren, lulus pesantren, masuk SMK. Kehilangan momen ketika Adik masuk TK, lulus TK, Masuk SD. Kehilangan momen lebaran bersama kalian. Kehilangan momen merayakan ulang tahun bersama. Momen yang selamanya tidak pernah terulang dan tak bisa dibeli dengan uang seberapapun banyaknya. Itu adalah hukuman yang berat bagi Ayah.
Tapi hukuman Ayah tidak sampai disitu. Mengetahui kalian kehilangan sosok ayah. Menyadari bahwa kalian kecewa, sedih, dan sakit hati adalah siksaan mental bagi Ayah. Ini semua kesalahan Ayah. Tapi mengapa kalian yang turut mendapat hukumannya juga? Mengapa tidak Ayah saja yang dihukum? Lama Ayah merenungi jawaban dari pertanyaan tersebut, belum kunjung juga Ayah temukan jawabannya. Suatu pertanyaan yang cukup membuat goyah keyakinan. Pertanyaan yang mungkin jawabannya hanya bisa ditemukan di masa depan.
Dari semua itu, Ayah menyadari bahwa setelah beberapa tahun berpisah dengan kalian. Ayah sejatinya sedang dihukum, dipenjara. Penjara bukanlah sebuah tempat atau ruangan. Penjara adalah sebuah situasi dimana kita tidak bisa bertemu dengan orang-orang yang kita cintai, meskipun kita sangat menginginkannya. Penjara bagi Ayah adalah tidak bisa bertemu dengan kalian, anak-anakku, meskipun Ayah sangat mendambakannya.
Allah Maha Baik. Penjara yang Ayah rasakan selama beberapa tahun ini bukan sekedar untuk menghukum atas perbuatan salah yang Ayah lakukan. Juga sebagai tempat agar Ayah mengintrospeksi diri, menyadari benar-benar kesalahan Ayah. Untuk tidak mengulanginya lagi di masa depan dan menjadi manusia yang lebih baik. Manusia yang pantas kalian banggakan. Belum terlambat dan tidak ada kata terlambat untuk menjadi orang baik. Seberapa salah dan jahat kita di masa lalu. Pintu ampunan Allah selalu terbuka.
Akan ada masanya nanti Ayah bebas dari penjara ini. Leluasa menemui kalian. Meskipun mungkin tidak setiap hari sebagaimana dulu. Namun setidaknya hubungan ayah-anak ini bisa terbangun lagi. Hubungan yang sempat runtuh, hancur berkeping-keping karena kebodohan Ayah sendiri. Ayah sungguh-sungguh minta maaf. Semoga Allah lekas mengampuni Ayah dan mengizinkan Ayah untuk bertemu kalian lagi. Kembali berperan sebagaimana layaknya seorang ayah.
Percayalah Ayah tidak pernah melupakan kalian. Meskipun berbulan-bulan tidak berkomunikasi, bertahun-tahun terpisah jarak dan emosi. Ayah tetap sayang kalian sama seperti dulu. Ayah juga sangat merindukan saat-saat kita berpetualang bersama, meskipun hanya di pantai dekat rumah. Ayah sangat merindukan momen kita nonton bioskop sama-sama. Ayah sangat merindukan bangun tidur di sisi kalian, Kakak dan Adik.
Ribuan doa sudah Ayah panjatkan. Dan tak bosan-bosannya ribuan lagi pula akan terus Ayah mohonkan. Agar kita bisa segera lepas dari penjara keterpisahan ini. Betapa kangennya Ayah pada kalian. Maafkan Ayah. Karena Ayah kalian turut menjalani perpisahan yang berat ini. Semoga Allah ganti perpisahan ini dengan pertemuan yang indah. Di dunia dan di akhirat.
Post Comment