Tanda Taubat Kamu Diterima
Pertanyaan yang seringkali ditanyakan oleh orang yang berdosa adalah :
Jika saya bertaubat, apakah taubat saya akan diterima?
Lalu jika setelah saya bertaubat, kemudian saya berbuat dosa lagi, apakah saya masih bisa bertaubat?
Apakah taubat saya diterima setelah berulang kali melakukan dosa, bertaubat, kemudian melakukan dosa lagi, begitu lagi terulang hingga belasan, puluhan, bahkan sampai ratusan kali?
Apakah setelah itu saya masih layak bertaubat dan taubat saya masih diterima?
Apakah saya dianggap mempermainkan Allah jika saya berulangkali berbuat dosa lantas berulang kali juga memohon ampun?
Itulah dilema yang seringkali dihadapi oleh orang yang berdosa. Dan itu pula dilema yang pernah saya hadapi. Lama saya mencoba menemukan jawabannya. Sempat menganggap Allah lelah dengan apa yang saya lakukan. Sampai pada titik enggan bertaubat karena malu jika nanti setelah bertaubat ternyata saya masih berbuat dosa. Saya mengganggap jika seperti itu sama saja seperti mempermainkan Allah. Sempat berputus asa dari meminta ampunan Allah sampai saya menemukan sebuah ayat yang sangat indah. Ayat yang serupa surat cinta dari seorang kekasih. Ayat yang membuat saya tidak lagi ragu untuk bertaubat meskipun kedepan saya tidak tahu apakah saya akan mengulang dosa lagi. Ayat ini akan saya sampaikan di akhir tulisan ini.
Sebelum saya mengungkapkan ayat tersebut. Saya akan mengungkapkan beberapa renungan ketika sedang menyesali dosa-dosa yang telah saya lakukan. Ada beberapa poin yang menjadi bahan renungan saya, antara lain :
Pertama, Allah tidak sama dengan ciptaanNya. Allah tidak sama dengan manusia. Kalau manusia pada titik tertentu mungkin lelah dan enggan memberi maaf pada orang yang berulang kali berbuat salah. Rata-rata manusia mungkin memberi maksimal tiga kali kesempatan pada seseorang untuk berbuat salah, setelah itu, mungkin ‘tiada maaf bagimu’. Namun sekali lagi Allah bukan manusia, Allah adalah Tuhan, Allah adalah Allah. Yang Maha Pengampun, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pemaaf. Yang artinya kalau maaf dari manusia masih terbilang, 3x, 10x, atau bahkan 100x. Apakah maaf Allah terbilang? Apakah maaf Allah terbatas? Kalau maafnya Allah terbilang dan terbatas maka ia bukanlah Maha Pemaaf.
Bahkan dalam suatu kisah, jika saja Firaun sebelum momen tenggelamnya mau mengucapkan taubat, maka Allah akan mengampuninya. Sehingga malaikat Jibril menyumpal mulut Firaun dengan tanah agar ia tidak mengucapkan kalimat taubat dan Allah mengampuninya. Wallahualam. Allah adalah Allah. Jangan samakan dengan manusia. Kalau manusia berputus asa dengan kelakuan hitam mu, maka Allah yang Maha Pemaaf tidak pernah lelah memberi maaf dan ampunan. Beratus atau beribu kalipun kamu meminta maaf, Ia akan terus memberi maaf.
Kedua, Fakta bahwa saya masih hidup adalah bukti nyata bahwa Allah masih memberi kesempatan. Banyak saya tonton kajian yang membahas tanda taubat seseorang diterima. Banyak ilmu yang saya dapat dari kajian-kajian tersebut. Namun ternyata jawabannya sangat sederhana dan ada di depan mata. Apa tanda taubat seseorang masih diterima? Yaitu selama seseorang itu masih hidup, masih bernafas, maka pintu taubat masih terbuka. Ya, sesederhana itu. Kalau kamu sudah mati maka pintu ampunan sudah tertutup. Kalau kamu mendapati dirimu masih bernafas maka pintu ampunan masih terbuka lebar. Maka manfaatkanlah kesempatan itu. Kita tidak tahu kapan hidup berakhir, kapan nafas berhenti, kapan pintu ampunan tertutup. Maka jika kamu masih bisa membaca tulisan ini. Maka selamat kepadamu, pintu maaf dan ampunan Allah masih terbuka lebar untukmu, untuk saya, untuk kita semua yang masih diberi nikmat hidup.
Ketiga, Allah menyayangi hambaNya melebihi seorang ibu menyayangi anaknya. Pernahkah kamu melihat ibu yang baru mempunyai anak bayi? Bisakah kamu melihat betapa sayangnya ibu terhadap bayinya? Dan sepanjang hidup seorang ibu, betapa banyak pengorbanan yang ia buat untuk anaknya. Bahkan seorang ibu rela berkorban nyawa demi anaknya, saking sayang dan cintanya. Dan kasih sayang Allah terhadap ciptaanNya lebih dalam dan lebih luas dari kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya. Jadi jangan bayangkan Allah sebagai atasan yang kejam, atau penguasa yang tidak peduli. Allah adalah seperti ibu yang dekat dan penyayang, bahkan lebih-lebih lagi sayangnya. Bayangkan sosok yang begitu penyayang tidak mau memberi maaf, tidak mungkin. Bahkan Allah lebih ingin kamu bertaubat dibandingkan diri kamu sendiri. Kalau kamu ingin bertaubat, maka Allah lebih lebih inginnya kamu bertaubat, dan mendekat. Kalau kamu berjalan kepadaNya, maka Ia akan berlari kepadaMu.
Dan taubat itu mudah. Kalau kamu sedang tidak dalam posisi untuk bisa mengerjakan sholat, maka cukup beristighfar dengan istighfar yang kamu tahu. Kalau kamu tidak mengetahui sama sekali kalimat istighfar. Maka cukup berbicara dalam hati dan mengakui kalau kamu sudah berbuat salah dan secara tulus meminta ampunan kepada Sang Maha Pencipta. Dan bertekad untuk memperbaiki diri.
Kalau kamu sedang dalam posisi bisa mengerjakan sholat. Maka ambil wudhu, gelar sajadah, atau pergi ke masjid terdekat. Laksanakan shalat dua rokaat shalat taubat. Setelahnya kamu bisa beristighfar dengan bilangan yang kamu sanggup dengan istighfar yang kamu bisa. Dan akan lebih indah jika di dua rokaat shalat taubatmu kamu membaca surat Az-Zumar ayat 53. Yang artinya : Katakanlah (Nabi Muhammad). “Wahai hamba-hambaKu yang melampaui batas (dengan mendzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Post Comment