Filosofi “The Driver, The Car, and The Route” Dalam Menyusun Rencana Tahunan – Part 5 of 5
Driver ready, car standby, route checked. What else? The answer is flexibility.
Tidak semua tantangan dapat dipetakan, tak semua kondisi dapat di prediksi. Akan selalu ada hal-hal diluar rencana. Rencana sebagaimana pun bagusnya, ia tidak diukir diatas batu. Ia hanya disimpan di memori komputer, dapat dengan mudahnya diubah jika dibutuhkan.
Perlu ada persiapan untuk menyusun rencana B dan rencana C. Perlu ada kesiapan mental untuk bersiap atas hal tak terduga. Perlu kecerdasan untuk berimprovisasi. Perlu kecekatan untuk bermanuver.
Mengapa Fleksibilitas Penting?
1. Mengantisipasi Ketidakpastian: Dunia bisnis selalu dinamis. Kondisi pasar, teknologi, dan preferensi konsumen bisa berubah dengan cepat. Dengan fleksibel, kita dapat menyesuaikan rencana sesuai perubahan tersebut. Rencana memberikan titik 0 bagi perubahan. Tanpa rencana, tidak akan ada titik 0. Dan Anda hanya akan terombang-ambing.
2. Memanfaatkan Peluang Baru: Perubahan seringkali membawa peluang baru. Sikap fleksibel memungkinkan kita untuk melihat dan meraih peluang ini. Kita mungkin bersiap untuk melayani 1000 konsumen, tapi jika pasar merespon dengan 2000 konsumen, mengapa kita harus menolak hanya karena tidak sesuai rencana!
3. Meningkatkan Kreativitas: Ketika rencana tak berjalan sesuai harapan, fleksibilitas mendorong kita untuk berpikir kreatif dan mencari solusi alternatif. Kesempatan untuk melatih pikiran dan memvalidasi asumsi. Peluang untuk menyiapkan diri guna membuat rencana yang lebih akurat kedepannya. Perubahan dalam bisnis adalah seperti bola bagi pemain bola.
4. Mencegah Stres: Keberadaan rencana yang kaku dapat menimbulkan stres saat terjadi perubahan. Fleksibilitas membantu kita lebih tenang dalam menghadapi tantangan. Rencana itu seperti senjata yang dibawa prajurit ketika berperang. Bodoh jika seorang prajurit memaksakan diri berangkat ke medan perang tanpa senjata yang memadai. Namun juga dungu jika prajurit enggan melepaskan senjatanya jika memang diperlukan. Seperti ketika ia mengendap-endap tak mungkin ia memaksakan diri menggunakan pistol yang menarik perhatian musuh. Ia perlu mengantongi pistolnya dan belajar menggunakan pisau.
Lantas bagaimana caranya supaya ktia bisa lebih fleksibel?
1. Fokus pada Tujuan, Bukan Rencana: Tetaplah fokus pada tujuan akhir. Jika rencana perlu diubah, pastikan perubahan tersebut tetap mengarah pada tujuan yang sama. Fleksibilitas adalah mengubah cara, bukan mengubah tujuan. Jika memang tujuan itu benar-benar berarti bagi sedari awal. Anda tentunya tidak mengubah tujuan Anda dari Mekah ke Vatikan hanya karena pesawatnya delay. Lain halnya jika sedari awal tujuan awal hanya main-main atau becanda.
2. Terbuka pada Perubahan: Jangan takut pada perubahan. Lihatlah perubahan sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Jangan fobia pada sesuatu yang tidak diketahui. Tidak ada yang kekal, kecuali perubahan itu sendiri. Embrace change.
3. Bersikap Adaptif: Latih diri untuk cepat menyesuaikan diri dengan situasi baru. Tidak ada jalan lain selain berlatih. Seperti halnya tidak ada cara lain untuk mengendari sepeda selain mengendari sepeda itu sendiri. Tidak ada jalan lain untuk bisa berenang kecuali sengaja menceburkan diri Anda ke kolam.
4. Bangun Jaringan: Berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dapat memperluas perspektif dan membantu kita melihat solusi dari berbagai sudut pandang. Ada pepatah, seorang yang hanya punya palu menganggap segala permasalah hanya bisa diselesaikan dengan cara dipukul. Jika Anda hanya punya satu perspektif, maka Anda cenderung menyelesaaikan masalah hanya dari perspektif itu saja.
Rencana memberikan arah, tetapi fleksibilitas memberikan kebebasan untuk menavigasi jalan yang tak terduga.
Post Comment